Nelayan dari beberapa negara sejak ribuan tahun lalu telah mencoba ”menipu” ikan dengan menggunakan umpan palsu yang dibuat dari timah atau logam berbentuk ikan kecil yang dicemplungkan ke dasar laut lalu kemudian ditarik dengan cepat keatas.
Pada saat ini, spot yang paling populer untuk teknik Jigging bagi para pemancing Jawa Barat adalah di perairan Muara Binuangeun sekitar Pulau Deli dan di Sea Mount Reef yang lokasinya antara Lampung Barat dengan Ujung Kulon.
Jigging biasanya dilakukan pada spot yang terdiri dari terumbu karang atau tubiran dengan kedalaman antara 50 – 100 m. Jig yang digunakan biasanya adalah yang memiliki berat minimal 100 gram agar terjun dengan cepat menuju dasar laut.
Beberapa pemancing menggunakan jig yang beratnya mencapai 400 gram, tergantung jenis ikan yang menjadi sasaran. Memancing dengan teknik Jiggingmemerlukan peralatan yang berbeda dari teknik Popping atau Casting.
Joran yang digunakan cenderung lebih kaku dan pendek (antara 150 – 170 cm), agak lebih kaku dari joran untuk mancing dasaran. Joran untuk jigging hampir mirip dengan joran trolling tetapi lebih kecil ukurannya dan terdiri dari 2 sambungan yang berada diujung pangkal joran (butt).
hasil tangkapan teknik jigging
Reel-nya juga harus lebih kokoh dibandingkan dengan reel untuk popping walaupun pada dasarnya bisa ditukar-tukar. Seperti telah disebutkan diawal sewaktu Jigging, jigtidak diayunkan ke spot yang dijadikan target tetapi dicemplungkan dan dibiarkan meluncur ke dasar laut secepat mungkin kemudian segera menggulung reel dengan cepat sambil sesekali disentak sentak.
Cara tersebut dilakukan agar umpan tiruan tersebut bergerak mirip ikan umpan alami tetapi berenang menuju keatas sehingga ikan sasaran mau menyambarnya. Jigging biasanya dilakukan dari kapal/perahu yang lego jangkar dan berdiam ditempat.
Seperti juga dalam popping, tantangan utama dalam jigging adalah mempertahankan agar ikan yang menyambar jig tidak bisa lari dan bersembunyi dibalik karang. Bila ini terjadi maka biasanya jig terpaksa diputuskan/dikorbankan. Istilah para pemancing Indonesia adalah menjadi sesajen untuk laut selatan (bila terjadinya di Binuangeun).
(Sumber : mancingmania.com)